
PALEMBANG – Pembentukan, PT. Buma Cima Nusantara (PT. BCN), tanggal 05 Juli 2018, membawahi PG Cinta Manis dan PG Bunga Mayang bertujuan meningkatkan kinerja Pabrik berada di Lampung dan Sumatera Selatan.
Dengan area seluas 43.046 hektare dan areal kebun tebu 21.017 hektare dengan kapasitas produksi Pabrik Gula (PG) Bunga Mayang di Lampung adalah 7.000 ton tebu per hari dan PG Cinta Manis 4.000 ton Tebu per hari.
Lahan dan kapasitas pabrik yang besar, menjadi pertimbangan tersendiri Holding Perkebunan Nusantara, PTPN III (Persero) menyatukan dalam subholidng sugar.co atau belakang ini dikenal dengan PT Sinergi Gula Nusantara (PT.SGN). 10 Oktober 2022 resmi dua PG yang sebelumnya dibawan kendali anak perusahaan PTPN VII (PT BCN) bergabung dengan PT. SGN subholding yang mengurusi 36 pabrik PTPN menjadi harapan Holding Perkebunan Nusantara, PTPN III (Persero) punya harapan besar dapat menyokong kinerja bagi pabrik gula PTPN I – XIV.
Jika dilihat dari perjalanan dibentuknya PT BCN dari tahun 2018 sampai saat ini tidak memberikan kinerja terbaik, walaupun dikomandoi seorang Direktur, berikut perangkat SDM dan fasilitas layaknya seorang Direktur Perusahaan Negara. Informasi yang kami peroleh PT BCN tidak menujukkan kinerja baik bahkan justru merugi hingga ratusan miliar setiap musim giling.
Aliansi Pekerja Perkebunan Tebu (APPT), Korda Sumatera Selatan, Achmad Hafisz menerangkan sebagai perpanjangan tangan teman-teman pekerja perkebunan tebu wilayah Sumatera Selatan sangat menyangkan, dimana menajemen PT BCN tidak profesional mengelola perusahaan hingga terus merugi, Katanya. Selasa (08/10/2024).
“Kami mencatat pada tahun 2022 kerugian mencapai Rp300 miliar rupiah, dan tahun 2023 meningkat menjadi Rp400 miliar, ini data 2 tahun kebelakang. Jika kita membuka tahun 2018 – 2021 lebih besar lagi. Nah kerugian yang terus berulang ini menimbulkan keprihatinan mendalam bagi kami. Pasalnya, kinerja buruk perusahaan berdampak langsung pada kesejahteraan pekerja dan ekonomi lingkungan sekitar” ungkap Achamad.
“Kami mendesak manajemen PT BCN untuk memberikan penjelasan yang transparan mengenai penyebab kerugian yang terus berulang. Apakah ini disebabkan oleh kesalahan manajemen, faktor eksternal, atau kombinasi keduanya..? Manajemen harus bertanggung jawab atas kinerja buruk perusahaan dan segera mengambil langkah-langkah konkret untuk memperbaiki situasi.” Tegas aktivis yang kini konsen pada pekerja perkebunan tebu se-indonesia.
Seirama, Muhammad Chaniago Alinasi Mahasiswa Sumatera Selatan Bergerak (AMSSB), mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan atas kejadian ini, tidak hanya mengancam keberlangsungan perusahaan, namun juga berpotensi menghambat Program Startegis Nasional (PSN) dalam program swasembada gula nasional tahun 2028.
Setelah kami berdiskusi bersama organisasi kemahasiswaan beberapa Universitas di Sumatera Selatan, membedah kinerja perusahaan gula milik negara ini, urai Chaniago.
“Mirisnya kerugian berulang akan tetapi tidak adanya tindakan, evaluasi dan strategi manajemen PTPN III (Persero) maupun Subholding Sugarco agar dua PG ini mendapatkan laba. Kerugian yang terus berulang diindikasi adanya masalah fundamental dalam pengelolaan PT BCN. Ataukah memang sengaja dibiarkan, kami mengindikasi adanya pembiaran, ini kerugian negara”,ungkapnya.
“Sebagai salah satu perusahaan perkebunan terbesar di Indonesia, PG Buma dan Cima memegang peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Namun, dengan kerugian yang terus membengkak, produksi perusahaan mengalami penurunan drastis. Hal ini berdampak langsung pada ketersediaan bahan baku pangan di pasaran, mengancam stabilitas harga dan program swasembada gula nasional tahun 2028” urai Mahasis Universitas Sriwijaya, ini.
“Kami berharap Kementerian BUMN dapat segera merespon tuntutan kami. Ketahanan pangan adalah isu yang sangat penting. Kita tidak boleh membiarkan perusahaan sebesar Buma Cima terus merugi dan mengancam kesejahteraan masyarakat,” tegas Chaniago.
Redaksi www.pergerakanrakyat.com menghubungi Direktur PT BCN Irma Kurniawati melalui WhatsApp di nomor 0812-7226-…… untuk mendapatkan penjelasan akan tetapi tidak menjawab. sedangkan Humas PT SGN akan mempelajari terlebih dahulu. (Red/AG)