JPT Pos Indonesia Gandeng Komunitas Nasuha Gelar Forum Inspirasi, Ajak Masyarakat Pahami Bahaya Pinjaman Kilat Online

Pergerakanrakyat.com,Jakarta – PT Pos Indonesia (Persero) (JPT Pos Indonesia) berkolaborasi dengan Komunitas Nasuha Lampung untuk menggelar Forum Inspirasi dengan tema “Pahami Bahaya Pinjaman Kilat Online”.

Acara ini diadakan secara virtual melalui Zoom pada hari Jumat, 28 Juni 2024. Acara ini diadakan secara virtual melalui Zoom Jumat (28/6) pekan lalu, dan dihadiri oleh karyawan PT Pos Indonesia dari seluruh Indonesia, masyarakat umum, mahasiswa, dan pelaku UMKM. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan selama sesi tanya jawab.

Forum Inspirasi ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat, khususnya tentang bahaya pinjaman kilat online (pinjol) dan judi online yang marak belakangan ini.

Pinjol menawarkan kemudahan akses dana dengan proses yang cepat dan tanpa agunan, namun sering kali memiliki bunga yang tinggi dan skema pembayaran yang tidak transparan. Hal ini dapat membuat para peminjam terjebak dalam lingkaran hutang yang sulit untuk dilunasi.

Dalam forum ini, para narasumber dari JPT Pos Indonesia dan Komunitas Nasuha memaparkan berbagai informasi tentang pinjol, termasuk ciri-cirinya, cara kerjanya, dan tips untuk menghindari jebakan pinjol. Para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi dengan narasumber.

“JPT Pos Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat, khususnya tentang bahaya pinjol,” dalam pengantar acara Nandi Hidayat Vice President Human Capital Services, JPT Pos Indonesia. “Kami berharap melalui forum ini, masyarakat dapat memahami risiko pinjol dan terhindar dari jeratan hutang.” kata Nandi.

Ia, menguraikan Judol dan Pinjol ini dua hal yang saling terkait dan tidak terpisahkan. Karena kecanduan judi online, seringkali pelakunya lari ke pinjol kilat demi mendapatkan dana untuk berjudi. Alhasil, utang judi dan pinjol menumpuk, menjerat dan melilit, sehingga sulit keluar dari jeratan.

Tak sedikit korban dan berujung pada kasus bunuh diri atau melakukan pembunuhan, perbuatan kriminal, pencurian, perceraian tak terhindarkan, gangguan temperamental, serta banyak lagi kisah muram dan buram akibat judol dan pinjol, urainya.

“Tragisn pelaku judol dan pinjol ini tak mengenal kelas tertentu. Dari perorangan hingga lembaga BUMN tak terkecuali karyawan kantor Pos. Kalah berjudi, uang kas kantor ratusan juta dibawa kabur, bahkan lebih dari setengah miliar dana pensiun para veteran dan janda dikorupsi untuk judi,” kata pria berpenampilan sederhana ini.

Kami menghimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati dalam menggunakan layanan keuangan, terutama pinjol. “Sebelum menggunakan pinjol, pastikan Anda memahami semua risikonya dan pilihlah platform pinjol yang legal dan terpercaya,” ujarnya.

Forum Inspirasi ini merupakan salah satu bentuk edukasi dan literasi keuangan yang dilakukan oleh JPT Pos Indonesia. JPT Pos Indonesia juga menyediakan berbagai layanan keuangan lainnya, seperti remitansi, pembayaran tagihan, dan e-commerce, yang dapat diakses oleh masyarakat dengan mudah dan aman, katanya.

Sementara, Ustadz Farhan Mauludi, LC, M.Ag dari NASUHA pada materinya mengajak masyarakat untuk memahami dan mewaspadai bahaya dan risiko tinggi dari pinjaman kilat online.

“Judi online dan pinjaman online berdampak buruk yang luas ke sendi-sendi kehidupan. Bisa menjegal karir, merusak bahkan menghancurkan rumah tangga, hingga mengakhiri hidup. Solusi untuk keluar dari jeratan judol dan pinjol ini adalah penguatan fundamental akidah. Ini dasar untuk kembali ke fitrah diri manusia sebagai makhluk ciptaan Allah, yakni dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi lararangan-Nya,” kata Ustadz Farhan.  

Lebih lanjut diulas tentang empat pilar untuk bangkit dan hidup bahagia sesuai tagline Komunitas NASUHA ‘Lunas Utang, Hidup Bahagia.

Yang utama, memperbaiki ibadah, lalu bersungguh-sungguh membangun dan memperbaiki bisnis atau ikhtiarnya, mengharmoniskan hubungan dalam keluarga, dan menjalin relasi yang baik dengan lingkungan sosial di sekitarnya, tutup Ustadz Farhan. (adi/red).

 

 

Berita Terkait

Direktur Eksekutif KPP-HAM Lampung: Penertiban Tambang ...
Keadilan Tarif Tol Arus Mudik dan ...
Mendagri Tito Dorong Efisiensi Anggaran untuk ...
KPK: OTT di Bengkulu Terkait Pungutan ...